Aisya dan Ahmad

"Menunduk sya, jangan di liat" Kata Ahmad sambil membetulkan kacamatanya seraya membimbing Aisya berjalan.
"Memangnya ada apa mas? Adek penasaran" si kecil Aisya mencoba menyingkirkan tangan Ahmad dari keningnya, namun sekeras ia mencoba, sekeras itu pula Ahmad berusaha mengahalanginya.
Sesampainya di rumah, dengan wajah ditekuk Aisya duduk di ruang tamu sambil menatap kosong ke arah TV yang sedari tadi menyala. "Loh loh, putri ibu kenapa? Kok mukanya kusut begitu?" Kata wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur sambil membawa sepiring pisang goreng kesukaan Ahmad dan Aisya.
"Ini bu mas Ahmad, tadi dia gak ngasi adek Aisya liat kejadian di jalanan" kata Aisya sembari mengunyah pisang goreng yang dibawakan ibunya.
"Mas Ahmad, kok gitu sama adek?" Sang ibu kemudian melihat ke arah anak sulungnya yang duduk agak jauh dari Aisya.
Menarik nafas panjang, kemudian Ahmad menjawab "Itu lho bu, tadi di jalan ada kecelakaan. Aisya kan gak berani liat darah jadi Ahmad tutupin matanya, eh dia malah ngambek"
Mendengar jawaban putra sulungnya, sang ibu tersenyum kemudian berkata "Mas Ahmad, sini duduk di samping ibu" Ahmad menuruti permintaan ibunya, "Dek Aisya, niat mas Ahmad itu baik sekali untuk melindungi adek. Jadi adek gak boleh marah sama mas Ahmad, bayangkan saja kalau mas Ahmad tidak menutup mata adek, dan adek malah melihat darah berceceran dimana-mana, terus adek pingsan, kan kasian mas Ahmad juga..." wajah Aisya semakin di tekuk "... Nah buat mas Ahmad, lain kali kalau mau nutupin mata adeknya, dijelasin dulu kalau disana ada apa, biar adek Aisya gak penasaran. Sekarang salaman dulu, baikan, abis itu wudhu, sebentar lagi adzan ashar, kita sholat berjama'ah"

Setelah sholat jama'ah selesai, Ahmad memulai pembicaraan. "Sya, maafin mas ya. Mas cuma gak mau Aisya ketakutan liat darah" Aisya yang sedari tadi menunduk kemudian memalingkan pandangan ke arah Ahmad, air mata mulai mengalir di pipinya, ia menangis, haru. "Maafin Aisya ya mas, Aisya sayang mas Ahmad" kata Aisya sembari memeluk Ahmad, mereka berdua hanyut dalam tangis dan pelukan.

Semenjak ayah mereka tiada, Ahmad memang sudah berjanji untuk menjaga Aisya. Ia selalu berusaha membuat Aisya bahagia.

Komentar

Postingan Populer