Masih Tetap, Kamu

Sejujurnya aku bosan menulis ini.
Menulis tentang mu. Menceritakan tentang kisah kita, yang lagi lagi harus aku tekankan bahwa kisah kita adalah  halusinasi ku saja.

Namun, lemah ku adalah untuk tidak mencuri-curi kesempatan menyebut nama mu, untuk tidak memaksakan kamu hadir dalam setiap hari ku, melengkapi kisah ku. Aku lemah untuk tidak melakukan itu. Sejatinya, aku lemah untuk menolak apapun yang berkaitan dengan mu.

Kamu sudah lebih dari sekedar tokoh utama dalam kisah ku. Kamu sudah lebih dari sekedar bait do'a dalam sholat ku. Kamu sudah lebih dari itu, karena... kamu adalah aku.

Hingga setiap hal menyakitkan selalu mampu jadi hal bahagia untuk ku, jika itu tentang kamu. Rindu ku, menunggu ku, sakit ku yang harus sendiri menanggung itu semua. Namun karena itu tentang kamu, maka ku pastikan aku menyukainya.

Meski isinya tetap sama, namun aku selalu merasa ada yang berbeda, merasa selalu ada yang baru dari tulisan ku, meski objeknya dari bertahun-tahun yang lalu masih tetap sama, kamu.

Hebat mu adalah mampu memberi warna untuk ku. Bukan satu warna, bukan pula banyak warna, tapi... bermilyar-milyaran warna, itu yang kamu ciptakan, hingga porsi ku untuk mu masih tetap sama. Hebatnya kamu juga adalah kamu dengan jauh mu, masih mampu -akan selalu mampu- membuat ku memilih untuk tetap disini, menunggu mu.

Satu hal lagi, kamu itu ajaib. Kamu selalu mampu memaksa ku merindukan mu. Kamu selalu mampu merebut sebagian porsi rindu ku untuk mu, dan kamu selalu mampu bertahan menjadi saingan ayah ibu ku dan keluarga ku untuk berebut rindu ku.

Untuk mu, ku sampaikan sepenggal do'a pada-Nya. Selamat, kemustahilan yang masih aku semogakan. Semoga kamu selalu bahagia🙆

Komentar

Postingan Populer