Masih Sama

Kemudian aku mulai bercerita pada senja, atas hadirnya yang indah namun gelap.
Tentang bagaimana aku masih dengan posisi ku yang sama, tak bergeming sedikit pun.
Atas tiap rindu yang makin tumpah, namun masih dengan mudah aku tata kembali, hingga tidak tercium sedikitpun.
Aku masih sama. Menunggu di persimpangan itu. Berharap kamu menoleh, menegur ku dan mengajak ku berjalan disamping mu.
Aku masih sama. Dengan pengharapan-pengharapan semu yang ku ciptakan sendiri kemudian ku kubur dalam-dalam, sendiri.
Aku masih sama. Dengan segala apa yang aku rasakan, untuk mu.
Bahwa rindu ku tak berkurang sedikit pun. Porsinya masih tetap sama.
Dan perasaan ku yang jangankan untuk hilang, berkurang pun ia tak mampu.
Aku masih sama dengan penantian ku dalam do'a tentang mu.
Aku masih berdiri disini, menunggu mu. Mengharapkan kamu berbalik arah menjemput ku.
Kamu, adalah media ku belajar tentang penantian dan menunggu. Tentang bagimana sulitnya menahan rindu yang semakin menggebu. Tentang berjuang untuk tetap menyemogakan kemustahilan. Tentang aku, yang tetap setia menunggu mu, dan tentang kamu, kemustahilan yang selalu aku semogakan.

Komentar

Postingan Populer