Untuk Sosok Sempurna

Aku tahu,
Bahwa aku bukan apa-apa.
Bahwa aku bukan siapa-siapa.
Aku hanya seorang wanita nekat, nekat mencintai bayang mu yang sebenarnya tak mampu aku jamah.

Aku tahu,
Aku berada jauh dibawah mu, juga dibawah wanita yang mencintai dan kau cintai sebelum aku.
Aku jauh dibawah mereka.
Bahkan tidak layak meski hanya untuk dibandingkan saja.

Kesalahan ku berharap padamu.
Kesalahan ku memutuskan untuk menunggu mu.
Kesalahan ku untuk bertahan, meski kerap kali menerima penolakan.

Sungguh, penolakan mu yang membuat ku semakin tegap berdiri, menunggu mu di persimpangan jalan, dengan harapan kamu melihat ku, menghampiri ku, dan mengajak ku berjalan bersamamu, beriringan, sampai nanti waktunya boleh bergandeng tangan.

Aku kerap kali terpaku pada cermin.
Melihat sosok diriku dengan kekurangan yang menyelimuti, hingga terlihat tak ada celah untuk setitik kelebihan ku.
Aku hanya punya do'a untuk mu, karena cinta berarti mendo'akan, bukan? Aku hanya punya itu, yang ku berikan tulus untuk mu.

Aku memilih mu bukan untuk menjadikan mu kepingan yang mampu menyempurnakan kurang ku.
Tenang saja. Sebelum aku menulis ini, sudah ada yang membuka mata ku, bahwa aku harus berjuang untuk sempurna (meski aku tahu, aku tak akan mampu).
Tekad ku adalah untuk setara dengan mu, kuatnya sama, hebatnya sama, imannya sama, karena aku tahu kau pasti mencari istri yang sholeha dengan iman yang kuat, bukan? tenang saja, aku sedang berjuang untuk itu.

Aku tidak ingin lemah, hingga kau harus terus menerus melengkapi ku, menyembunyikan kelemahan ku.
Aku tidak ingin menjadi wanita yang hanya mampu berdiri di belakang mu.
Aku ingin berdiri disamping mu, menemani mu, berpegangan erat ketika sudah saatnya.

Untuk mu, aku sedang berjuang menjadi hebat. Aku sedang berusaha menjadi kuat. Hanya untuk mu. Semoga kau juga sama, berjuang untuk ku. Semoga.

Komentar

Postingan Populer